September 23, 2013

Kultum Melingkar : 30 Tahun Mendatang Anak Kita

Tak terasa sudah hari minggu lagi, seperti biasa sudah terjadwal hari minggu pagi jam 9 adalah waktunya saya mengecharge ilmu yakni melingkar a.k.a liqo. Sudah ga kaget kalo kelompok melingkar saya yang sekarang semuanya adalah ibu-ibu muda, yang berumur 27-35 tahun. Oleh karena itu saat saya melingkar kondisinya berubah menjadi seperti "day care" atau tempat penitipan anak, karena hampir semuanya mereka membawa anak dan suasana menjadi ramai serta riweuhnya minta ampun. Ada yang berantakin mainan, berantakin makanan, rebutan susu dan satu anak menangis lalu anak lainnya ikut menangis. *Hadeeeeuhhhh, mungkin ini saya disuruh belajar menjadi ibu kali yaaa.. Amiiin..
Kultum liqo hari ini di isi oleh mba dian yang membacakan artikel berisikan tentang parenting yang di tulis oleh Ust. Mohammad Fauzil Adhim. Yaa karena disini saya yang masih single akhirnya saya angguk-angguk mendengarkan dengan seksama saja dipojokan *merana.

***

"Jangan remehkan dakwah kepada anak-anak! Jika telah terikat hatinya dengan islam, mereka akan mudah bersungguh-sungguh menetapi agama ini setelah dewasa. Jika engkau siapkan mereka untuk siap menghadapai kesulitan, maka kelak mereka tak mudah ambruk hanya karena langkah mereka terhalang oleh kendala-kendala yang menghadang. Tetapi jika engkau salah membekali, mereka akan menjadi beban bagi ummat ini di masa yang akan datang. cemerlangnya otak sama sekali tidak memberi keuntungan jika hati telah beku dan kesediaan untuk berpayah-payah telah runtuh.
Maka ketika engkau mengurusi anak-anak sudah masuk sekolah, ingatlah sejenak. Tugas utamamu bukan sekedar mengajari mereka berhitung. Bukan! Engkau sedang berdakwah. Sedang mempersiapkan generasi yang akan mengurusi umat ini 30 tahun mendatang. Dan pekerjaan ini sangat serius. Pekerjaan yang memerlukan kesungguhan berusaha, niat yang lurus, tekad yang kuat serta kesediaan untuk belajar tanpa henti.
Karenanya, jangan pernah main-main dalam urusan ini. Apapun engkau lakukan terhadap mereka, ingatlah akibatnya bagi dakwah ini 30 40 tahun mendatang. Jika mereka di ajari curang dalam mengerjakan soal saja, sesungguhnya urusan buka hanya soal bagaimana mereka lulus ujian. Bukan. Yang terjadi justru sebaliknya, masa depan umat sedang engkau pertaruhkan!!! Tidakkah engkau ingat bahwa induk segala dusta adalah ringannya lisan untuk berdusta dan tiada beban pada jiwa untuk melakukan kebohongan. Yang amat kita khwatiri adalah lemahnya generasi yang bertanggung jawab meneggakan dien ini 30 tahun mendatang. Apa yang akan terjadi pada umat ini jika anak-anak kita tak memiliki kecakapan berfikir, kesungguhan berjuang dan ketulusan dalam berdamai?
Maka... ketika engkau bersibuk dengan cara yang instan agar mereka tampak mengesankan, sungguh urusannya bukan untuk tepuk tangan saat ini. Bukan pula piala-piala yang tersusum rapi. Urusannya adalah tentang rapuhnya generasi musli yang harus mengurusi umat ini di zaman yang bukan zamanmu. Kitalah yang bertanggungjawab terhadap kuat atau lemahnya mereka di zaman yang boleh jadi kita semua telah tiada.
Sungguh, jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah saatnya kehancuran tiba."

***
Kultum liqo yang dibawakan oleh mba dian kurang lebih seperti itu, disini kita bisa mengambil ibroh darisebuah tulisan Ust. Mohammad Fauzil Adhim tersebut yakni, jadilah kita orangtua dan pengajar yang baik dan dengan cara yang baik pula bagi anak-anak kita kelak. Karena apa yang telah kita ajarkan hari ini kepada anak kita kelak, maka akan berimbas baik atau buruknya di kemudian hari. 
Ya Allah semoga saya bisa menjadi seorang ibu yang shalihah, menjadi panutan dan baik dalam mengajar untuk anak-anakku kelak. Amiiiinnn *berdoa di pojokan*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar